Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Berikut adalah FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KEWIRAUSAHAAN yang telah saya dan teman saya susun. Maafkan apabila ada kesalahan yah. Semoga bermanfaat.
KEWIRAUSAHAAN
FAKTOR-FAKTOR
PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KEWIRAUSAHAAN
DISUSUN OLEH:
NURAMALIYAH RAMADHANY
NURAMALIYAH RAMADHANY
APRIMAYANTI
PENDIDIKAN MATEMATIKA
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH
DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Puji syukur dihaturkan
kehadirat Allah SWT. yang memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis
dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya, tak lupa
pula penulis haturkan selawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
yang telah menjadi suritauladan yang baik bagi manusia.
Berkenaan dengan tugas
yang diberikan oleh Dosen mata kuliah Kewirausahaan yaitu membuat makalah, yang
berjudul “Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Kewirausahaan” maka penulis
sebagai Mahasiswa berkewajiban untuk mengerjakannya dan wajib mengumpulkan
tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Terima kasih penulis
haturkan kepada Dosen mata kuliah Kewirausahaan yang telah mempercayakan kepada
penulis untuk menyelesaikan laporan ini.
Penulis berharap dengan
adanya makalah ini, dapat membantu teman-teman dalam memahami tentang “Faktor-Faktor
Pendukung dan Penghambat Kewirausahaan”.
Samata-Gowa, 21
Mei 2017
Kelompok 10
DAFTAR
ISI
À
Kata
Pengantar
À
Daftar
isi
À
Bab I Pendahuluan
Ø Latar Belakang
Ø Rumusan Masalah
Ø Tujuan
À
Bab II Pembahasan
Ø Faktor-Faktor Pendukung Kewirausahaan
Ø Faktor-Faktor Penghambat Kewirausahaan
À
Bab III Penutup
Ø Kesimpulan
Ø Saran
À
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kewirausahaan (entrepreneurship)
adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber
daya untuk mencari peluang menuju sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah
nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan
peluang. Jadi, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai
tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru
dan berbeda.
Di Indonesia,
kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan
tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya
krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun
pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi
berkembang.
Orang yang
melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Sikap dan keinginan
untuk terjun ke dunia usaha atau entrepreneur seperti yang kita ketahui
tidaklah serta merta sudah ada pada seseorang. Semua wirausahawan yang sukses
pasti memiliki latar belakang yang telah merubah mereka atau telah membentuk
karakter mereka. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan menjelaskan apa
saja yang menjadi faktor penghambat dan pendukung kewirausahaan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan
masalah pada makalah ini adalah antara lain:
1.
Apa sajakah faktor-faktor pendukung kewirausahaan?
2.
Apa sajakah faktor-faktor penghambat kewirausahaan?
C. Tujuan
Tujuan
pada makalah ini adalah antara lain:
1.
Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor pendukung
kewirausahaan.
2.
Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor penghambat
kewirausahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor Pendukung Kewirausahaan
Menurut
Kuncara (2008:1) faktor pendorong kewirausahaan terdiri atas faktor internal
dan faktor eksternal sebagai berikut:
1.
Faktor internal, yaitu kecakapan pribadi yang
menyangkut soal bagaimana kita mengelola diri sendiri. Kecakapan pribadi
seseorang terdiri atas 3 unsur terpenting, yaitu: (1) Kesadaran diri. Ini
menyangkut kemampuan mengenali emosi diri sendiri dan efeknya, mengetahui
kekuatan dan batas-batas diri sendiri, dan keyakinan tentang harga diri dan
kemampuan sendiri atau percaya diri. (2) Pengaturan diri. Ini menyangkut
kemampuan mengelola emosi-emosi dan desakan-desakan yang merusak, memelihara
norma kejujuran dan integritas, bertanggung jawab atas kinerja pribadi,
keluwesan dalam menghadapi perubahan, dan mudah menerima atau terbuka terhadap
gagasan, pendekatan dan informasi-informasi baru. (3) Motivasi. Ini menyangkut
dorongan prestasi untuk menjadi lebih baik, komitmen, inisiatif untuk
memanfaatkan kesempatan, dan optimisme dalam menghadapi halangan dan kegagalan.
2.
Faktor eksternal, yaitu kecakapan sosial yang
menyangkut soal bagaimana kita menangani suatu hubungan. kecakapan sosial
seseorang terdiri atas 2 unsur terpenting, yaitu: (1) Empati. Ini menyangkut
kemampuan untuk memahami orang lain, perspektif orang lain, dan berminat
terhadap kepentingan orang lain. Juga kemampuan mengantisipasi, mengenali, dan
berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan. Mengatasi keragaman dalam membina
pergaulan, mengembangkan orang lain, dan kemampuan membaca arus-arus emosi
sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan, juga tercakup didalamnya. (2)
Keterampilan sosial. Termasuk dalam hal ini adalah taktik-taktik untuk meyakinkan
orang (persuasi), berkomunikasi secara jelas dan meyakinkan, membangkitkan
inspirasi dan memandu kelompok, memulai dan mengelola perubahan, bernegosiasi
dan mengatasi silang pendapat, bekerja sama untuk tujuan bersama, dan
menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan kepentingan bersama.
Dalam
“Entrepreneur`s Handbook”, yang dikutip oleh Yuyun Wirasasmita (1994:8),
dikemukakan beberapa faktor yang mendorong timbulya kemauan seseorang untuk
berwirausaha:
- Fakor ekonomi/ keuangan, yaitu untuk mencari nafkah, untuk menjadi kaya, mencari pendapatan tambahan, dan sebagai jaminan stabilitas keuangan.
- Faktor sosial, yaitu untuk memperoleh gengsi/ status, untuk menjadi terkenal dan dihormati, menjadi contoh bagi warga desa, dan agar dapat bertemu dengan orang banyak.
- Faktor pelayanan, yaitu untuk memberi pekerjaan pada masyarakat, untuk menatar masyarakat, membantu ekonomi masyarakat, demi masa depan anak-anak dan keluarga, untuk mendapatkan kesetiaan suami/ isteri, dan untuk membahagiakan orang tua.
- Faktor kebutuhan diri, yaitu untuk menjadi sesuai keinginan (misal atasan), menghindari ketergantungan pada orang lain, agar lebih produktif, dan menggunakan kemampuan pribadi.
Menurut
Timmons (2008:41), dasar fundamental dari proses kewirausahaan sering dijumpai
pada pola kesuksesan ventura. Selain variasi bisnis, wirausahawan, faktor
geografi, dan teknologi, faktor pendukung utama juga mendominasi proses
kewirausahaan yang dinamis. Sehubungan dengan itu, Timmons mengemukakan lima
faktor pendorong proses kewirausahaan
sebagai berikut:
- Digerakkan oleh semangat meraih peluang bisnis.
- Digerakkan oleh wirausahawan terkemuka dan tim kewirausahaannya.
- Hemat dan kreatif dalam menggunakan sumber daya.
- Sadar akan perlunya kesesuaian dan keseimbangan.
- Terintegrasi dan holistik.
Menurut
Timmons (2008:40), wirausahawan harus menjauhi arena persaingan yang sekiranya
tidak menguntungkan dirinya, atau memanfaatkan potensi yang ada secara kreatif
untuk menghasilkan kompetensi. Berusaha menciptakan pertambahan nilai perusahaan
yang disertai aliran arus kas yang tidak terputus, sehingga menarik minat
perusahaan modal untuk berinvestasi. Menurut Timmons, saat ini terjadi
kecenderungan di mana wirausahawan yang telah sukses membawa pengalaman,
pengetahuan, dan keterampilan yang menjadi nilai tambah untuk menjadi invenstor
terhadap perusahaan pemula yang berpotensi tinggi. Salah satu kriteria ventura
potensial adalah mampu mengidentifikasi mitra dalam hal pendanaan dan anggota
tim inti. Mereka mencari penyandang dana yang memiliki nilai tambah yakni dapat
meningkatkan sumber daya manusia perusahaan secara keseluruhan. Dari kesemua
hal berkenaan dengan proses kewirausahaan, puncaknya adalah ventura terkait
dengan pilihan gaya hidup. Hidup harus dibuat bahagia, sehingga seseorang bisa
hidup sesuai dengan keinginannya, sementara perusahaan terus berkembang.
Timmons
(2008:41) menggambarkan faktor pendorong yang mendasari kesuksesan ventura baru
melalui tiga faktor yaitu peluang usaha, sumber daya, dan tim. Ketiga faktor
tersebut saling berinteraksi menciptakan keseimbangan sebagaimana
diilustrasikan pada bagan Timmons. Proses kewirausahaan diawali dengan peluang
usaha (bukan uang), strategi, jaringan, tim, atau rencana bisnis. Peluang usaha
terjadi dengan sendirinya di luar kontrol siapa pun. Tugas wirausahawan dan
timnya adalah meramu semua faktor yang ada sehingga terjadi suatu keseimbangan.
Wirausahawan bagai seorang akrobator yang harus menjada tiga buah bola agar
tetap di udara sambil melompat-lompat di atas trampoline. Seperti itulah
kondisi sebuah perusahaan pemula. Rencana bisnis merupakan bahasa dan kode
untuk mengkomunikasikan kualitas dari tiga kekuatan dalan bagan Timmons untuk
mencapai kesesuaian dan keseimbangan.
Dari bagan di
atas, Timmons menganalisis bahwa bentuk, ukuran, dan dalamnya peluang usaha
menentukan bentuk, ukuran dan dalamnya kondisi sumber daya dan tim.
- Peluang usaha, merupakan inti dari proses kewirausahaan. Suatu peluang usaha dianggap baik jika memiliki permintaan pasar, struktur pasar dan ukuran pasar yang baik, besarnya marjin. Ringkasnya, suatu peluang dikatakan memiliki kekuatan bila investor mendapatkan modalnya kembali.
- Sumber daya, yakni potensi dan kompetensi yang didukung oleh kreativitas dan penghematan. Wirausahawan yang sukses adalah yang dapat menghemat modal dan memanfaatkannya dengan cerdik.
- Tim Kewirausahawan, dipimpin oleh wirausahawan yang sudah memiliki pengalaman kerja yang sukses. Menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat, menghargai yang berhasil tetapi juga membantu yang gagal. Menerapkan standar perilaku dan performa yang tinggi pada tim.
Sikap
dan keinginan untuk terjun ke dunia usaha atau entrepreneur seperti yang kita
ketahui tidaklah serta merta sudah ada pada seseorang. Semua wirausahawan yang
sukses pasti memiliki latar belakang yang telah merubah mereka atau telah
membentuk karakter mereka. Oleh karena itu, pada makalah ini dianggap penting
untuk membahas latar belakang tersebut. Latar belakang tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut:
1.
Lingkungan
Lingkungan sangat
berpengaruh terhadap minat wirausaha. Hal ini dikarenakan seorang wirausahawan
sering melihat orang-orang di sekitarnya baik itu orang tua, saudara, keluarga
yang lainnya, teman dan juga pengusaha yang sukses sebagai idola atau sebagai
motivatornya. Dorongan teman cukup berpengaruh terhadap semangat membuka suatu
usaha. Hal ini disebabkan kita bisa berdiskusi bebas dengan teman kita jika
dibandingkan dengan orang lain. Lingkungan profisional juga dapat diminta
bantuan, misalnya pada biro konsultan bisnis, dosen maupun badan asosiasi
bisnis lainnya. Terhadap pekerjaan orang tua, sering kali terlihat bahwa ada
pengaruh terhadap anak-anaknya. Keadaan ini sering kali juga memberikan
inspiasi pada anak sejak kecil. Orang tua juga juga cenderung mensuport serta
mendorong anaknya untuk bisa mandiri.
2.
Nilai Personal
Dari segi nilai
personal, agak sulit membedakan keberhasilan seorang pengusaha dengan pengusaha
yang gagal. Namun menurut Robert Hisrich, terdapat nilai yang dapat diamati
sebagai karakteristik keberhasilan dalam berwirausaha, yaitu: Keinginan
menghasilkan superior product, Keinginan malayani konsumen dengan layanan yang
berkualitas, Fleksibel dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan,
Kemampuan dalam memanajemen, dan Memiliki sopan santun serta beretika dalam
berbisnis.
3.
Usia
Satu hal yang
perlu diingat bahwa percobaan demi percobaan dalam berwirausaha adalah salah
satu predikat langkah terbaik dari kesuksesan. Oleh sebab itu, kebanyakan
wirausaha sudah berumur 22 sampai 55 tahun. Memulai usaha di luar dari batasan
usia ini sebenarnya tidak masalah namun yang bersangkutan kurang dalam
pengalaman bagi yang masih muda atau sudah terlambat melangkah bagi yang sudah
tua.
4.
Pendidikan
Banyak orang
menyatakan bahwa tingkat pendidikan para wirausaha juga penting terutama dalam
menjaga kontinuitas usahanya. Selain itu, pendidikan yang memadai juga
dibutuhkan dalam mengatasi semua masalah. Pada saat memulai usaha, tingkat
pendidikan tidak memegang peranan penting. Banyak di antara pengusaha sukses
adalah orang-orang drop out, sebut saja Andrew Carnegie, William Durant, Henry
Ford, dan masih banyak lagi. Namun tetap saja pendidikan itu penting.
5.
Riwayat Pekerjaan
Untuk memulai
suatu usaha, sering kali seseorang memerlukan pengalaman dari pekerjaan
sebelumnya. Mungkin saja seseorang tidak puas dengan pekerjaannya yang sedang
ia kerjakan, tidak ada peluang untuk maju, tidak ada kemungkinan naik pangkat
atau konflik di tepat kerja. Hal-hal ini dapat menjadi pemicu seseorang memulai
atau merintis usahanya sendiri. Banyak karyawan yang sudah bekerja sekian tahun
dan memiliki skill dan pengetahuan yang kompleks tentang pekerjaannya tersebut
kemudian berhenti dari pekerjaannya lalu membuka usahanya sendiri.
Secara umum, faktor-faktor pendukung keberhasilan
wirausaha adalah
- Faktor manusia, merupakan faktor utama dalam mencapai keberhasilan sebab tanpa ada yang menjalankan maka peralatan yang canggih sekalipun tidak akan berguna. Tetapi bukan berarti jika ada manusia yang menjalankan maka segala sesuatu akan beres. Bayangkan saja jika manusia tersebut malas, tidak mau berusaha dan tidak memiliki kemampuan apa-apa.
- Faktor keuangan, merupakan faktor penunjang dan pendukung keberhasilan dalam berwirausaha. Faktor keuangan juga penting sebab tanpa adanya uang, usaha tidak akan mampu berjalan. Sesuatu yang penting dan diperhatikan dalam masalah keuangan bukan dalam hal besarnya dana yang dimiliki, tetapi terletak pada kemampuan mengelola keuangan yang ada. Dana yang besar tanpa pengelolaan yang tepat akan mengakibatkan pemborosan. Sebaliknya dana yang tersedia di tangan pengelola yang handal diterapkan sikap disiplin dan hati-hati dalam mengelolanya. Kunci utama dalam mengelola keuangan adalah administrasi yang rapi, teliti dan tepat.
- Faktor organisasi, dengan adanya organisasi maka sumber daya masuk ke dalam suatu pola, sehingga orang-orang yang bekerja di dalam perusahaan dapat bekerja secara berdaya guna dan berhasil guna untuk mencapai suatu tujuan. Organisasi merupakan wadah kegiatan yang ada dan perlu ada, agar tujuan usaha dapat tercapai sesuai dengan harapan. Fungsi organisasi dalam usaha adalah untuk menetapkan kegiatan yang harus dilaksanakan serta mengelompokkan kegiatan dalam berwirausaha. Sasaran faktor organisasi adalah untuk mendapatkan bentuk kerja sama yang berguna bagi perusahaan.
- Faktor perencanaan, perencanaan usaha berfungsi menentukan dan merumuskan tujuan usaha yang diharapkan. Dengan perencanaan yang matang maka kegiatan usaha yang dilaksanakan dapat terkendali, terukur berhasil tidaknya dan terhindar dari kesalahan. Apabila suatu usaha dilakukan tanpa adanya perencanaan maka usaha tersebut dapat gagal.
- Faktor pengelolaan usaha, pengelolaan usaha yang baik, akan membantu tercapainya keberhasilan bidang usaha. Pengelolaan usaha akan mencakup banyak hal di antaranya masalah penggunaan dana perusahaan. Pengelolaan usaha yang baik selalu berhubungan dengan pelaksanaan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan pengendaliannya.
- Faktor pemasaran, pemasaran dapat menentukan mati hidupnya perusahaan, akan tetapi kegiatan yang lainnya tidak boleh diabaikan. Pentingnya pemasaran bagi perusahaan adalah dapat menentukan mengalirnya barang-barang dan jasa ke tangan konsumen secara tepat dan cepat.
- Faktor administrasi, merupakan faktor penunjang tercapainya keberhasilan usaha. Dengan administrasi yang rapi memungkinkan tersimpannya segala catatan atau dokumen penting yang berguna.
- Faktor fasilitas pemerintah, keberhasilan usaha banyak didukung oleh fasilitas yang diberikan kepada wirausahawan. Fasilitas-fasilitas itu bisa berupa kemudahan dalam mengurus perijinan usaha, pengajuan tambahan modal dan sebagainya.
B. Faktor Penghambat Kewirausahaan
Menurut Zimmerer
(1996: 14-15) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausahawan gagal dalam
menjalankan usaha barunya, yaitu sebagai berikut.
1.
Tidak kompeten dalam hal manajerial
Tidak kompeten
atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk mengelola usaha merupakan
faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2.
Kurang berpengalaman
Baik dalam
kemampuan teknik, memvisualisasikan usaha, mengkoordinasikan, mengelola sumber
daya manusia meupun mengintegrasikan operasi perusahaan.
3.
Kurang dapat mengendalikan keuangan
Agar perusahaan
dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah
memelihara aliran kas, mengatur pengeluaran dan pemasukan secara cermat.
Kekeliruan dalam pemeliharaan aliran kas akan menghambat operasional perusahaan
dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
4.
Gagal dalam perencanaan
Perencanaan
merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan, maka
akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5.
Lokasi yang kurang memadai
Lokasi usaha yang
strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang
tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang
efisien.
6.
Kurangnya pengawasan peralatan
Pengawasan erat
kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurangnya pengawasan dapat
mengakibatkan penggunaan peralatan (fasilitas) perusahaan secara tidak efisien
dan tidak efektif.
7.
Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha
Sikap yang
setangah-setangah dalam usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi
labil dan gagal. Dengan sikap setangah hati, keungkinan terjadinya gagal
mennjadi lebih besar.
8.
Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi
kewirausahaan
Wirausahawan yang
kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan tidak akan menjadi wirausahawan
yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila
berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
Beberapa hal yang
menjadi penghambat perkembangan kewirausahaan di Indonesia, karena ada anggapan
untuk melakukan wirausaha diperlukan :
1.
Modal
Masyarakat kita menganggap
bahwa modal itu hanya berupa finansial dan harus disediakan dalam jumlah
tertentu, bilamana tidak maka kita tidak dapat memulai wirausaha. Padalah modal
dapat berupa ketrampilan, pengetahuan teknis dan jaringan kerja, dimana pada
ahirnya dapat mendatangkan modal finansial. Memang betul bahwa suatu kegiatan
apapun harus menggunakan uang. Karena dengan uang kita dapat melakukan
mobilisasi sumber daya untuk menciptakan sesuatu yang dibutuhkan masyarakat
atau konsumen.
Dengan demikian
suatu kegiatan kewirausahaan membutuhkan modal berupa uang. Banyak pemilik uang
yang tidak dapat mengembangkan uang miliknya. Keinginan pemilik uang adalah
agar uang yang dimiliki berkembang. Namun banyak pemilik uang tidak memiliki
kemampuan mengembangkan uang miliknya. Pemilik uang biasanya mencari jalan agar
uang miliknya berkembang melalui suatu bidang usaha yang dianggap fisibel.
Suatu bidang yang dianggap fisibel biasanya dimiliki oleh seorang wirausahawan
yang biasanya memiliki kreativitas dalam menghadapi suatu persoalan, dan
menjadikannya suatu peluang usaha. Dengan demikian seorang wirausahawan dapat
berparner dengan pemilik modal. Dimana masing-masing menggunakan perannya dan
saling menguntungkan.
2.
Keturunan
Seorang sering
mengatakan bahwa saya tidak dapat menjadi wirausahawan karena bukan seorang
keturunan wirausahawan. Pernyataan tersebut sebenarnya dia membatasi diri untuk
berkembang. Wirausahawan tidak melihat seseorang berasal dari mana, turunan
siapa dan suku tertentu, yang ada adalah lingkungan yang membentuk dirinya.
Dari lingkungan seseorang belajar dan memahami apa yang dilihat dan
dirasakan.Bila seseorang dengan lingkunganya adalah lingkungan para
wirausahawan maka ia akan cenderung bertindak dan berpikir wirausaha. Bila
seseorang dengan lingkungan akademisi makaia akan bertindak dan berfikir secara
akademisi. Bila seseorang dengan lingkungan pekerja maka ia akan cenderung
bertindak dan berpikir secara pekerja. Seseorang bisa melakukan mutasi dari
lingkungan ia berada. Seseorang dari lingkungan pekerja, ia bisa bermutasi
menjadi seorang wirausahawan bila ia berkehendak dan merubah lingkungan dimana
ia berada.
3.
Status Sosial Rendah
Wirausahawan
kurang mendapat penghormatan dalam masyarakat. Apalagi untuk wirausahawan yang
relatif masih kecil. Masyarakat kita lebih memberikan penghormatan kepada kaum
pekerja yang memiliki jabatan tertentu. Masyarakat kita sangat menghargai orang
yang bekerja kantoran.Seorang wirausahawan yang usahanya masih kecil sering
disebut penganguran atau orang yang tidak punya pekerjaan.
4.
Pendidikan
Pendidikan juga
menghambat berkembangnya kewirausahaan. Bagi yang berpendidikan rendah
mengatakan bahwa mana mungkin saya bisa melakukan wirausaha karena pendidikan
saya rendah. Sebaliknya orang yang berpendidikan tinggi juga mengatakan, pendidikan
saya tinggi, saya harus segera berpenghasilan tinggi, mengapa saya harus
melakukan kewirausahaan yang belum pasti hasilnya. Kewirausahaan tidak mengenal
pendidikan. Yang ada adalah kemampuan membaca peluang usaha, kerja keras, tekun
dan cerdik. Dengan kemampuan membaca peluang usaha, kerja keras, tekun dan
cerdik, seorang wirausaha akan sukses.
5.
Gender
Saat ini banyak
wirausahawan yang berasal dari wanita, bukan mutlak pria. Pembatasan gender
hanya ada dalam kodrat sebagai manusia. Dalam berwirausaha tidak ada perbedaan
gender.
6.
Kesehatan/Kelengkapan Fisik
Kesehatan/kelengkapan
fisik adalah karunia Illahi. Tetapi tidak semua orang mempunyai kesehatan dan
kelengkapan fisik bukan berarti tidak bisa melakukan sesuatu apapun. Banyak
usaha yang dijalankan dengan kursi roda.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Faktor-faktor pendukung keberhasilan wirausaha adalah
faktor manusia, faktor keuangan, faktor organisasi, faktor perencanaan, faktor
pengelolaan usaha, faktor pemasaran, faktor administrasi, dan faktor fasilitas
pemerintah.
2. Faktor-faktor penghambat keberhasilan wirausaha adalah
tidak kompeten dalam hal manajerial, kurang berpengalaman, kurang dapat
mengendalikan keuangan, gagal dalam perencanaan, lokasi yang kurang memadai,
kurangnya pengawasan peralatan, sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam
berusaha, dan ketidakmampuan dalam mengalihkan transisi kewirausahaan.
B. Saran
Sebaiknya sebelum memulai usaha, kita
mempelajari lebih dulu faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam
berwirausaha karena hal tersebut dapat membuat kita menjadi pengusaha yang
berkualitas dan dapat menghindari yang namanya kehancuran atau kebangkrutan.
DAFTAR PUSTAKA
Kuncoro,
Ahmad. 2008. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur. Bandung: Alfabeta.
Wirasasmita,
Yuyun 1994. Kewirausahaan: Buku Pegangan. Jatinangor: UPT-Penerbitan IKOPIN.
Zimmerer,
W. Thomas M. Scarborough.1996, Entrepreneurship and The New Venture Formation.
New Jersey: Prentice Hall International Inc.
Terima kasih sudah mampir...
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.