Minggu, 23 Desember 2018

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KEWIRAUSAHAAN


Assalamu'alaikum Wr. Wb. 


Berikut adalah FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KEWIRAUSAHAAN yang telah saya dan teman saya susun. Maafkan apabila ada kesalahan yah. Semoga bermanfaat.

KEWIRAUSAHAAN

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KEWIRAUSAHAAN
DISUSUN OLEH:

NURAMALIYAH RAMADHANY
APRIMAYANTI

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2017

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur dihaturkan kehadirat Allah SWT. yang memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya, tak lupa pula penulis haturkan selawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. yang telah menjadi suritauladan yang baik bagi manusia.
Berkenaan dengan tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah Kewirausahaan yaitu membuat makalah, yang berjudul “Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Kewirausahaan” maka penulis sebagai Mahasiswa berkewajiban untuk mengerjakannya dan wajib mengumpulkan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Terima kasih penulis haturkan kepada Dosen mata kuliah Kewirausahaan yang telah mempercayakan kepada penulis untuk menyelesaikan laporan ini.
Penulis berharap dengan adanya makalah ini, dapat membantu teman-teman dalam memahami tentang “Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Kewirausahaan”.
Samata-Gowa, 21 Mei 2017

Kelompok 10


DAFTAR ISI

À      Kata Pengantar
À      Daftar isi
À      Bab I Pendahuluan
Ø  Latar Belakang
Ø  Rumusan Masalah
Ø  Tujuan
À      Bab II Pembahasan
Ø  Faktor-Faktor Pendukung Kewirausahaan
Ø  Faktor-Faktor Penghambat Kewirausahaan
À      Bab III Penutup
Ø  Kesimpulan
Ø  Saran
À      Daftar Pustaka 



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda.
Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Sikap dan keinginan untuk terjun ke dunia usaha atau entrepreneur seperti yang kita ketahui tidaklah serta merta sudah ada pada seseorang. Semua wirausahawan yang sukses pasti memiliki latar belakang yang telah merubah mereka atau telah membentuk karakter mereka. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan menjelaskan apa saja yang menjadi faktor penghambat dan pendukung kewirausahaan.

B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah antara lain:
1.      Apa sajakah faktor-faktor pendukung kewirausahaan?
2.      Apa sajakah faktor-faktor penghambat kewirausahaan?

C.    Tujuan
Tujuan pada makalah ini adalah antara lain:
1.      Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor pendukung kewirausahaan.
2.      Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor penghambat kewirausahaan.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Faktor Pendukung Kewirausahaan
Menurut Kuncara (2008:1) faktor pendorong kewirausahaan terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal sebagai berikut:
1.      Faktor internal, yaitu kecakapan pribadi yang menyangkut soal bagaimana kita mengelola diri sendiri. Kecakapan pribadi seseorang terdiri atas 3 unsur terpenting, yaitu: (1) Kesadaran diri. Ini menyangkut kemampuan mengenali emosi diri sendiri dan efeknya, mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri, dan keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri atau percaya diri. (2) Pengaturan diri. Ini menyangkut kemampuan mengelola emosi-emosi dan desakan-desakan yang merusak, memelihara norma kejujuran dan integritas, bertanggung jawab atas kinerja pribadi, keluwesan dalam menghadapi perubahan, dan mudah menerima atau terbuka terhadap gagasan, pendekatan dan informasi-informasi baru. (3) Motivasi. Ini menyangkut dorongan prestasi untuk menjadi lebih baik, komitmen, inisiatif untuk memanfaatkan kesempatan, dan optimisme dalam menghadapi halangan dan kegagalan.
2.      Faktor eksternal, yaitu kecakapan sosial yang menyangkut soal bagaimana kita menangani suatu hubungan. kecakapan sosial seseorang terdiri atas 2 unsur terpenting, yaitu: (1) Empati. Ini menyangkut kemampuan untuk memahami orang lain, perspektif orang lain, dan berminat terhadap kepentingan orang lain. Juga kemampuan mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan. Mengatasi keragaman dalam membina pergaulan, mengembangkan orang lain, dan kemampuan membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan, juga tercakup didalamnya. (2) Keterampilan sosial. Termasuk dalam hal ini adalah taktik-taktik untuk meyakinkan orang (persuasi), berkomunikasi secara jelas dan meyakinkan, membangkitkan inspirasi dan memandu kelompok, memulai dan mengelola perubahan, bernegosiasi dan mengatasi silang pendapat, bekerja sama untuk tujuan bersama, dan menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan kepentingan bersama.

Dalam “Entrepreneur`s Handbook”, yang dikutip oleh Yuyun Wirasasmita (1994:8), dikemukakan beberapa faktor yang mendorong timbulya kemauan seseorang untuk berwirausaha:

  1. Fakor ekonomi/ keuangan, yaitu untuk mencari nafkah, untuk menjadi kaya, mencari pendapatan tambahan, dan sebagai jaminan stabilitas keuangan.
  2. Faktor sosial, yaitu untuk memperoleh gengsi/ status, untuk menjadi terkenal dan dihormati, menjadi contoh bagi warga desa, dan agar dapat bertemu dengan orang banyak.
  3. Faktor pelayanan, yaitu untuk memberi pekerjaan pada masyarakat, untuk menatar masyarakat, membantu ekonomi masyarakat, demi masa depan anak-anak dan keluarga, untuk mendapatkan kesetiaan suami/ isteri, dan untuk membahagiakan orang tua.
  4. Faktor kebutuhan diri, yaitu untuk menjadi sesuai keinginan (misal atasan), menghindari ketergantungan pada orang lain, agar lebih produktif, dan menggunakan kemampuan pribadi.
Menurut Timmons (2008:41), dasar fundamental dari proses kewirausahaan sering dijumpai pada pola kesuksesan ventura. Selain variasi bisnis, wirausahawan, faktor geografi, dan teknologi, faktor pendukung utama juga mendominasi proses kewirausahaan yang dinamis. Sehubungan dengan itu, Timmons mengemukakan lima faktor pendorong  proses kewirausahaan sebagai berikut:

  1. Digerakkan oleh semangat meraih peluang bisnis.
  2. Digerakkan oleh wirausahawan terkemuka dan tim kewirausahaannya.
  3. Hemat dan kreatif dalam menggunakan sumber daya.
  4. Sadar akan perlunya kesesuaian dan keseimbangan.
  5. Terintegrasi dan holistik.
Menurut Timmons (2008:40), wirausahawan harus menjauhi arena persaingan yang sekiranya tidak menguntungkan dirinya, atau memanfaatkan potensi yang ada secara kreatif untuk menghasilkan kompetensi. Berusaha menciptakan pertambahan nilai perusahaan yang disertai aliran arus kas yang tidak terputus, sehingga menarik minat perusahaan modal untuk berinvestasi. Menurut Timmons, saat ini terjadi kecenderungan di mana wirausahawan yang telah sukses membawa pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan yang menjadi nilai tambah untuk menjadi invenstor terhadap perusahaan pemula yang berpotensi tinggi. Salah satu kriteria ventura potensial adalah mampu mengidentifikasi mitra dalam hal pendanaan dan anggota tim inti. Mereka mencari penyandang dana yang memiliki nilai tambah yakni dapat meningkatkan sumber daya manusia perusahaan secara keseluruhan. Dari kesemua hal berkenaan dengan proses kewirausahaan, puncaknya adalah ventura terkait dengan pilihan gaya hidup. Hidup harus dibuat bahagia, sehingga seseorang bisa hidup sesuai dengan keinginannya, sementara perusahaan terus berkembang.

Timmons (2008:41) menggambarkan faktor pendorong yang mendasari kesuksesan ventura baru melalui tiga faktor yaitu peluang usaha, sumber daya, dan tim. Ketiga faktor tersebut saling berinteraksi menciptakan keseimbangan sebagaimana diilustrasikan pada bagan Timmons. Proses kewirausahaan diawali dengan peluang usaha (bukan uang), strategi, jaringan, tim, atau rencana bisnis. Peluang usaha terjadi dengan sendirinya di luar kontrol siapa pun. Tugas wirausahawan dan timnya adalah meramu semua faktor yang ada sehingga terjadi suatu keseimbangan. Wirausahawan bagai seorang akrobator yang harus menjada tiga buah bola agar tetap di udara sambil melompat-lompat di atas trampoline. Seperti itulah kondisi sebuah perusahaan pemula. Rencana bisnis merupakan bahasa dan kode untuk mengkomunikasikan kualitas dari tiga kekuatan dalan bagan Timmons untuk mencapai kesesuaian dan keseimbangan.
Dari bagan di atas, Timmons menganalisis bahwa bentuk, ukuran, dan dalamnya peluang usaha menentukan bentuk, ukuran dan dalamnya kondisi sumber daya dan tim.
  1. Peluang usaha, merupakan inti dari proses kewirausahaan. Suatu peluang usaha dianggap baik jika memiliki permintaan pasar, struktur pasar dan ukuran pasar yang baik, besarnya marjin. Ringkasnya, suatu peluang dikatakan memiliki kekuatan bila investor mendapatkan modalnya kembali.
  2. Sumber daya, yakni potensi dan kompetensi yang didukung oleh kreativitas dan penghematan. Wirausahawan yang sukses adalah yang dapat menghemat modal dan memanfaatkannya dengan cerdik.
  3. Tim Kewirausahawan, dipimpin oleh wirausahawan yang sudah memiliki pengalaman kerja yang sukses. Menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat, menghargai yang berhasil tetapi juga membantu yang gagal. Menerapkan standar perilaku dan performa yang tinggi pada tim.
 Hubungan antara ketiga kekuatan bagan Timmons harus diwarnai oleh konsep kesesuaian dan keseimbangan. Dengan demikian, tugas wirausahawan dan timnya adalah meramu semua faktor yang ada sehingga terjadi suatu keseimbangan. Dalam artian, dia harus bisa menguasai keadaan sehingga bisa mencapai keberhasilan usaha.Dasar dari proses kewirausahaan ada dua, yaitu logika dan trial and error dengan menggunakan intuisi dan perencanaan. Namun keberhasilan dari suatu proposal ventura banyak tergantung pada kesesuaian faktor kekuatan yang dapat meyakinkan investor. Tidak ada waktu yang paling tepat untuk memulai sebuah proses kewirausahaan. Oleh karena itu, kesigapan dalam melihat suatu peluang dan keputusan untuk meraihnya memiliki nilai tersendiri dalam proses kewirausahaan.

Sikap dan keinginan untuk terjun ke dunia usaha atau entrepreneur seperti yang kita ketahui tidaklah serta merta sudah ada pada seseorang. Semua wirausahawan yang sukses pasti memiliki latar belakang yang telah merubah mereka atau telah membentuk karakter mereka. Oleh karena itu, pada makalah ini dianggap penting untuk membahas latar belakang tersebut. Latar belakang tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap minat wirausaha. Hal ini dikarenakan seorang wirausahawan sering melihat orang-orang di sekitarnya baik itu orang tua, saudara, keluarga yang lainnya, teman dan juga pengusaha yang sukses sebagai idola atau sebagai motivatornya. Dorongan teman cukup berpengaruh terhadap semangat membuka suatu usaha. Hal ini disebabkan kita bisa berdiskusi bebas dengan teman kita jika dibandingkan dengan orang lain. Lingkungan profisional juga dapat diminta bantuan, misalnya pada biro konsultan bisnis, dosen maupun badan asosiasi bisnis lainnya. Terhadap pekerjaan orang tua, sering kali terlihat bahwa ada pengaruh terhadap anak-anaknya. Keadaan ini sering kali juga memberikan inspiasi pada anak sejak kecil. Orang tua juga juga cenderung mensuport serta mendorong anaknya untuk bisa mandiri. 
2.      Nilai Personal
Dari segi nilai personal, agak sulit membedakan keberhasilan seorang pengusaha dengan pengusaha yang gagal. Namun menurut Robert Hisrich, terdapat nilai yang dapat diamati sebagai karakteristik keberhasilan dalam berwirausaha, yaitu: Keinginan menghasilkan superior product, Keinginan malayani konsumen dengan layanan yang berkualitas, Fleksibel dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan, Kemampuan dalam memanajemen, dan Memiliki sopan santun serta beretika dalam berbisnis.
3.      Usia
Satu hal yang perlu diingat bahwa percobaan demi percobaan dalam berwirausaha adalah salah satu predikat langkah terbaik dari kesuksesan. Oleh sebab itu, kebanyakan wirausaha sudah berumur 22 sampai 55 tahun. Memulai usaha di luar dari batasan usia ini sebenarnya tidak masalah namun yang bersangkutan kurang dalam pengalaman bagi yang masih muda atau sudah terlambat melangkah bagi yang sudah tua.
4.      Pendidikan
Banyak orang menyatakan bahwa tingkat pendidikan para wirausaha juga penting terutama dalam menjaga kontinuitas usahanya. Selain itu, pendidikan yang memadai juga dibutuhkan dalam mengatasi semua masalah. Pada saat memulai usaha, tingkat pendidikan tidak memegang peranan penting. Banyak di antara pengusaha sukses adalah orang-orang drop out, sebut saja Andrew Carnegie, William Durant, Henry Ford, dan masih banyak lagi. Namun tetap saja pendidikan itu penting.
5.      Riwayat Pekerjaan
Untuk memulai suatu usaha, sering kali seseorang memerlukan pengalaman dari pekerjaan sebelumnya. Mungkin saja seseorang tidak puas dengan pekerjaannya yang sedang ia kerjakan, tidak ada peluang untuk maju, tidak ada kemungkinan naik pangkat atau konflik di tepat kerja. Hal-hal ini dapat menjadi pemicu seseorang memulai atau merintis usahanya sendiri. Banyak karyawan yang sudah bekerja sekian tahun dan memiliki skill dan pengetahuan yang kompleks tentang pekerjaannya tersebut kemudian berhenti dari pekerjaannya lalu membuka usahanya sendiri.


Secara umum, faktor-faktor pendukung keberhasilan wirausaha adalah
  1. Faktor manusia, merupakan faktor utama dalam mencapai keberhasilan sebab tanpa ada yang menjalankan maka peralatan yang canggih sekalipun tidak akan berguna. Tetapi bukan berarti jika ada manusia yang menjalankan maka segala sesuatu akan beres. Bayangkan saja jika manusia tersebut malas, tidak mau berusaha dan tidak memiliki kemampuan apa-apa.
  2. Faktor keuangan, merupakan faktor penunjang dan pendukung keberhasilan dalam berwirausaha. Faktor keuangan juga penting sebab tanpa adanya uang, usaha tidak akan mampu berjalan. Sesuatu yang penting dan diperhatikan dalam masalah keuangan bukan dalam hal besarnya dana yang dimiliki, tetapi terletak pada kemampuan mengelola keuangan yang ada. Dana yang besar tanpa pengelolaan yang tepat akan mengakibatkan pemborosan. Sebaliknya dana yang tersedia di tangan pengelola yang handal diterapkan sikap disiplin dan hati-hati dalam mengelolanya. Kunci utama dalam mengelola keuangan adalah administrasi yang rapi, teliti dan tepat.
  3. Faktor organisasi, dengan adanya organisasi maka sumber daya masuk ke dalam suatu pola, sehingga orang-orang yang bekerja di dalam perusahaan dapat bekerja secara berdaya guna dan berhasil guna untuk mencapai suatu tujuan. Organisasi merupakan wadah kegiatan yang ada dan perlu ada, agar tujuan usaha dapat tercapai sesuai dengan harapan. Fungsi organisasi dalam usaha adalah untuk menetapkan kegiatan yang harus dilaksanakan serta mengelompokkan kegiatan dalam berwirausaha. Sasaran faktor organisasi adalah untuk mendapatkan bentuk kerja sama yang berguna bagi perusahaan.
  4. Faktor perencanaan, perencanaan usaha berfungsi menentukan dan merumuskan tujuan usaha yang diharapkan. Dengan perencanaan yang matang maka kegiatan usaha yang dilaksanakan dapat terkendali, terukur berhasil tidaknya dan terhindar dari kesalahan. Apabila suatu usaha dilakukan tanpa adanya perencanaan maka usaha tersebut dapat gagal.
  5. Faktor pengelolaan usaha, pengelolaan usaha yang baik, akan membantu tercapainya keberhasilan bidang usaha. Pengelolaan usaha akan mencakup banyak hal di antaranya masalah penggunaan dana perusahaan. Pengelolaan usaha yang baik selalu berhubungan dengan pelaksanaan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan pengendaliannya.
  6. Faktor pemasaran, pemasaran dapat menentukan mati hidupnya perusahaan, akan tetapi kegiatan yang lainnya tidak boleh diabaikan. Pentingnya pemasaran bagi perusahaan adalah dapat menentukan mengalirnya barang-barang dan jasa ke tangan konsumen secara tepat dan cepat.
  7. Faktor administrasi, merupakan faktor penunjang tercapainya keberhasilan usaha. Dengan administrasi yang rapi memungkinkan tersimpannya segala catatan atau dokumen penting yang berguna.
  8. Faktor fasilitas pemerintah, keberhasilan usaha banyak didukung oleh fasilitas yang diberikan kepada wirausahawan. Fasilitas-fasilitas itu bisa berupa kemudahan dalam mengurus perijinan usaha, pengajuan tambahan modal dan sebagainya.
B.     Faktor Penghambat Kewirausahaan
Menurut Zimmerer (1996: 14-15) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausahawan gagal dalam menjalankan usaha barunya, yaitu sebagai berikut.
1.      Tidak kompeten dalam hal manajerial
Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2.      Kurang berpengalaman
Baik dalam kemampuan teknik, memvisualisasikan usaha, mengkoordinasikan, mengelola sumber daya manusia meupun mengintegrasikan operasi perusahaan.
3.      Kurang dapat mengendalikan keuangan
Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas, mengatur pengeluaran dan pemasukan secara cermat. Kekeliruan dalam pemeliharaan aliran kas akan menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
4.      Gagal dalam perencanaan
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan, maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan. 
5.      Lokasi yang kurang memadai
Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
6.      Kurangnya pengawasan peralatan
Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurangnya pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan peralatan (fasilitas) perusahaan secara tidak efisien dan tidak efektif.
7.      Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha
Sikap yang setangah-setangah dalam usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setangah hati, keungkinan terjadinya gagal mennjadi lebih besar.
8.      Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan
Wirausahawan yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan tidak akan menjadi wirausahawan yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

Beberapa hal yang menjadi penghambat perkembangan kewirausahaan di Indonesia, karena ada anggapan untuk melakukan wirausaha diperlukan :
1.      Modal
Masyarakat kita menganggap bahwa modal itu hanya berupa finansial dan harus disediakan dalam jumlah tertentu, bilamana tidak maka kita tidak dapat memulai wirausaha. Padalah modal dapat berupa ketrampilan, pengetahuan teknis dan jaringan kerja, dimana pada ahirnya dapat mendatangkan modal finansial. Memang betul bahwa suatu kegiatan apapun harus menggunakan uang. Karena dengan uang kita dapat melakukan mobilisasi sumber daya untuk menciptakan sesuatu yang dibutuhkan masyarakat atau konsumen.
Dengan demikian suatu kegiatan kewirausahaan membutuhkan modal berupa uang. Banyak pemilik uang yang tidak dapat mengembangkan uang miliknya. Keinginan pemilik uang adalah agar uang yang dimiliki berkembang. Namun banyak pemilik uang tidak memiliki kemampuan mengembangkan uang miliknya. Pemilik uang biasanya mencari jalan agar uang miliknya berkembang melalui suatu bidang usaha yang dianggap fisibel. Suatu bidang yang dianggap fisibel biasanya dimiliki oleh seorang wirausahawan yang biasanya memiliki kreativitas dalam menghadapi suatu persoalan, dan menjadikannya suatu peluang usaha. Dengan demikian seorang wirausahawan dapat berparner dengan pemilik modal. Dimana masing-masing menggunakan perannya dan saling menguntungkan.
2.      Keturunan
Seorang sering mengatakan bahwa saya tidak dapat menjadi wirausahawan karena bukan seorang keturunan wirausahawan. Pernyataan tersebut sebenarnya dia membatasi diri untuk berkembang. Wirausahawan tidak melihat seseorang berasal dari mana, turunan siapa dan suku tertentu, yang ada adalah lingkungan yang membentuk dirinya. Dari lingkungan seseorang belajar dan memahami apa yang dilihat dan dirasakan.Bila seseorang dengan lingkunganya adalah lingkungan para wirausahawan maka ia akan cenderung bertindak dan berpikir wirausaha. Bila seseorang dengan lingkungan akademisi makaia akan bertindak dan berfikir secara akademisi. Bila seseorang dengan lingkungan pekerja maka ia akan cenderung bertindak dan berpikir secara pekerja. Seseorang bisa melakukan mutasi dari lingkungan ia berada. Seseorang dari lingkungan pekerja, ia bisa bermutasi menjadi seorang wirausahawan bila ia berkehendak dan merubah lingkungan dimana ia berada.
3.      Status Sosial Rendah
Wirausahawan kurang mendapat penghormatan dalam masyarakat. Apalagi untuk wirausahawan yang relatif masih kecil. Masyarakat kita lebih memberikan penghormatan kepada kaum pekerja yang memiliki jabatan tertentu. Masyarakat kita sangat menghargai orang yang bekerja kantoran.Seorang wirausahawan yang usahanya masih kecil sering disebut penganguran atau orang yang tidak punya pekerjaan.
4.      Pendidikan
Pendidikan juga menghambat berkembangnya kewirausahaan. Bagi yang berpendidikan rendah mengatakan bahwa mana mungkin saya bisa melakukan wirausaha karena pendidikan saya rendah. Sebaliknya orang yang berpendidikan tinggi juga mengatakan, pendidikan saya tinggi, saya harus segera berpenghasilan tinggi, mengapa saya harus melakukan kewirausahaan yang belum pasti hasilnya. Kewirausahaan tidak mengenal pendidikan. Yang ada adalah kemampuan membaca peluang usaha, kerja keras, tekun dan cerdik. Dengan kemampuan membaca peluang usaha, kerja keras, tekun dan cerdik, seorang wirausaha akan sukses.
5.      Gender
Saat ini banyak wirausahawan yang berasal dari wanita, bukan mutlak pria. Pembatasan gender hanya ada dalam kodrat sebagai manusia. Dalam berwirausaha tidak ada perbedaan gender.
6.       Kesehatan/Kelengkapan Fisik
Kesehatan/kelengkapan fisik adalah karunia Illahi. Tetapi tidak semua orang mempunyai kesehatan dan kelengkapan fisik bukan berarti tidak bisa melakukan sesuatu apapun. Banyak usaha yang dijalankan dengan kursi roda.




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.   Faktor-faktor pendukung keberhasilan wirausaha adalah faktor manusia, faktor keuangan, faktor organisasi, faktor perencanaan, faktor pengelolaan usaha, faktor pemasaran, faktor administrasi, dan faktor fasilitas pemerintah.
2. Faktor-faktor penghambat keberhasilan wirausaha adalah tidak kompeten dalam hal manajerial, kurang berpengalaman, kurang dapat mengendalikan keuangan, gagal dalam perencanaan, lokasi yang kurang memadai, kurangnya pengawasan peralatan, sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha, dan ketidakmampuan dalam mengalihkan transisi kewirausahaan.
B.     Saran
Sebaiknya sebelum memulai usaha, kita mempelajari lebih dulu faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam berwirausaha karena hal tersebut dapat membuat kita menjadi pengusaha yang berkualitas dan dapat menghindari yang namanya kehancuran atau kebangkrutan.



DAFTAR PUSTAKA

Kuncoro, Ahmad. 2008. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur. Bandung: Alfabeta.
Wirasasmita, Yuyun 1994. Kewirausahaan: Buku Pegangan. Jatinangor: UPT-Penerbitan IKOPIN.
Zimmerer, W. Thomas M. Scarborough.1996, Entrepreneurship and The New Venture Formation. New Jersey: Prentice Hall International Inc.

Terima kasih sudah mampir...
 Wassalamu'alaikum Wr. Wb.